Cari di Sini

Rabu, 31 Agustus 2016

Rahasia Temu Putih yang Terlupakan



Umumnya, temu putih ditanam sebagai tanaman obat, dapat ditemukan tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka yang tanahnya lembab pada ketinggian 0-1.000 m dpl. Sosok tanaman ini mirip dengan temulawak dan dapat dibedakan dari rimpangnya. 


Temu putih banyak ditemukan di Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra, Ambon, Hingga Irian. Selain itu, Juga di budidayakan di India, Banglades, Cina, Madagaskar, Filipina, dan Malaysia. Tanaman tahunan ini tingginya dapat mencapai 2 m. 

Batangnya merupakan batang semu yang dibentuk dari pelepah-pelepah daun yang tumbuh dari rimpangnya. Daun tunggal, bertangkai panjang. Helaian daun berbentuk runcing, tetapi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau dengan sisik kiri-kanan ibu tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna merah gelap atau lembayaung, panjang 25-70 cm, lebar 8-15 cm. 

Bunga majemuk berbentuk bulir yang tandannya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20-25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindung yang besar. 
Mahkota bunga berwarna putih dengan garis tepi merah tipis. 

Rimpang induk bentuknya jorong membulat dan mengluarkan rimpang cabang yang cukup banyak dan tumbuh kearah samping, ukurannya lebih kecil, bentuknya memanjang dan mudah dipatahkan. 

Dari rimpangnya keluar akar-akar yang kaku dan pada ujungnya terdapat kantong air. Warna rimpangnya putih dengan hati yang berwarna kuning muda. Bentuk buah bundar, berserat, segitiga, kulitnya lunak dan tipis. Biji bentuknya lonjong, berselaput, ujungnya bewarna putih. Daun rasanya seperti serai sehingga bisa digunakan untuk memasak ikan. 

Rimpang muda dapat ditambahkan kedalam salad. Perbanyakan dengan rimpang dan pemisahan anak. Sifat dan Kasiat Rimpang temu putih rasanya sangat pahit, pedas dan sifatnya hangat, berbau aroamtik, dengan afinitas ke meridian hati dan limpa. 

Temu putih termasuk tanaman obat yang menyehatkan darah dan menghilangkan sumbatan, melancarkan sirkulasi vital energi (qi) dan menghilangkan nyeri. Rimpang temu putih berkasiat antikanker, anti radang (antiflogistik), melancarkan aliran darah, fibrinolitik, tonik pada saluran cerna, peluru haid (emenagong), dan peluru kentut. 

Kandungan Kimia Rimpangan temu putih mengandung 1-2,5% minyak menguap dengan komposisi utama sesquiterpene. Minyak menguap tersebut mengandung lebih dari 20 komponen seperti curzerenone (zedoarin) yang merupakan komponen terbesar, curzerene, pyrocurcuzerenone, curcumin, curcumemone, epicurcumenol, curcumol (curcumenol), isocurcumenol, procurcumenol, dehydrocurdone, furanodienone, isofuranodienone, furanodiene, zederone, dan curdione. Selain itu mengandung flavonoid, sulfur, gum, resin, tepung, dan sedikit lemak. Curcumol dan curdione berkasiat antikanker. 

Bagian yang Digunakan Bagian tanaman yang digunakan adalah rimpangnya. Setelah dibesihkan, rebus rimpang, lalu jemur sampai kering. Setelah akarnya dibuang, iris rimpang tipis-tipis untuk disimpan. Indikasi Rimpang digunakan untuk pengobatan : 

* Nyeri sewaktu haid (dismenore)
* Tidak datang haid (anemore) karena tersumbatnya aliran darah
* Pembersihan darah setelah melahirkan
* Memulihkan gangguan pencernaan makanan (dispepsi), seperti rasamual dan kembung karena banyak gas
* Sakit perut, rasapenuh dan sakit di dada akibat tersumbatnya energi vital
* Pembesaran: hati (hepatomegali), Limpa (splenomegali) * Lukama memar, sakit gigi, radang tenggorok, batuk
* Kanker : serviks, vulva, dan kulit * Meningkatkan efektivitas pengobatan radiasi dan kemoterapi pada penderita kanker Cara Pemakaian Untuk obat yang diminum, rebus rimpang temu putih kering (3-10 g). Untuk pemakaian luar, gunakan minyak asiri atau air pemerasan rimpang segarnya untuk pemakaian local, seperti luka memar, berbagai macam kelainan kulit. Abu dari rimpangnya bisa ditaburkan pada luka, borok, dan tubuh yang terkilir (kesele0). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
* Pada penelitian di Cina, temu putih selain dapat menyembuhkan kanker serviks, juga meningkatkan khasiat radioterapi guna membunuh sel kanker
* Infus Rimpang temu putih 30% pada kelinci yang telah diberikan karbon tetraklorida dapat mempercepat turunya enzim SGOT, SGPT, dan Gamma GT pada serum kelinci (Agus Hewijanto, Fakultas Farmasi, WIDMAN, 1990) * In vitro, minyak menguap menghambat pertumbuhan Streptococcus hemoltyticus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella typhi, danVibrido cholarae.
* Uapnya juga mempunyai efek antitrombotik yang kemungkinan disebabkan oleh kurkumin
* Pemberian ekstrakenatol dari rimpang temu putih pada tikus dan mencit yang hamil muda mempunyai efek abortivum, juga mempunyai efek antiimplantis pada anjing.

Catatan:
* Ibu hamil serta perempuan dengan darah haid yang banyak dilarang minum temu putih karena keluarnya darah haid akan lebih banyak
* Mempunyai khasiat yang mirip dengan kunyit (Curcuma domestica Val.) dan jahe (Zingiber officinale Rosc.)
* Aliran qi dan darah yang tidak lancar (tersumbat) di tandai dengan nyeri perut (abdominal pain), tidak datang haid (amenore), atau timbul tumor di rongga perut
* Terganggunya fungsi limpa di tandai dengan rasa penuh di lambung karna makanan tidak tercerna, perut kembung, perasaan penuh di ulu hati, dan rasa nyeri.
* Di luar Negeri sudah dibuat obat fitofarmaka, seperti Leilipien, Pao Kwun Tan. 

Untuk mendapatkan kapsul temu putih, silahkan hubungi 081288851177.

1 komentar: