Cari di Sini

Jumat, 26 Juni 2009

Sel Kanker Bunuh Diri


Bagaimana mekanisme keladitikus mengatasi sel kanker? “Keladitikus mapu memblokir perkembangan sel-sel kanker dan tumor,” kata Wahyu Suprapto, herbalis di Kota Batu, Jawa TImur, dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang meresepkan keladitikus. Menurut Lina Mardiana, keladitiks menghambat pertumbuahn sel kanker sekaligus meningkatkan stamina pasien.

Dr Dyah Iswantini, periset di Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, membuktikan keladitikus sebagai antikanker. Dyah meneliti daya hambat ekstrak air dan etanol keladitikus terhadap aktivitas tirosin kinase. Enzim tirosin kinase mempengaruhi perkembangan sel-sel kanker di tubuh manusia.

Daya hambat ekstrak etanol dan air panas berkonsentrasi 700 ppm melebihi daya hambat genistein-senyawa antikanker. Sedagnkan ekstrak keladitikus dengan air demineralisasi menghambat 76,1 % enzim tirosin; daya hambat genistein Cuma 12,89%. “Adanya daya hambat itu menunjukkan keladitkus berpotensi sebagai antikanker,” kata Dyah.

Riset itu sejalan dengan penelitian Peni Indrayudha dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ia membuktikan ekstrak natriumklorida daun keladitikus mengandung Ribosom Inactivating Proteins (RIPs). Peni menginkubasi DNA plasmid (pUC18) dengan sejumlah protein dari ekstrak daun Typhonium flagelliforme pada suhu kamar selama 1 jam.

Ekstrak daun keladitikus terbukti memotong rantai DNA sel kanker sehingga berbentuk menjadi nick circular alias lingkaran semua sebagaimana tampah di bawah sinar ultraviolet. RIPs merupakan protein dengna aktivitas mampu memotong rantai DNA atau RNA sel. Dampaknya, pembentukan protein sel pun terhambat sehingga sel kanker gagal berkembang.

Pada pengobatan, RIPs menonaktifkan perkembnagan sel kanker dengan cara merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan di sekitarnya. Selain itu, RIPs juga memblokir pertumbuhan sel kanker. Ekstrak keladitikus yang mengandung RIPs mampu memotong rantai DNA sel kanker.

Sel Bunuh Diri
Riset lain dilakukan Chee Yan Choo dari Sekolah Farmasi Universitas Sains Malaysia. Chee menguji ekstrak umbi dan daun keladitikus terhadap aktivitas sitotoksik pada sel leukaemia P388. Hasilnya IC50 eksrak kloroform umbi mencapai 6,0 ug/ml; ekstrak heksan 15,0 ug/ml. Kloroform dan heksan adalah pelarus yang digunakan untuk memperoleh senyawa aktif dalam sediaan herbal. Sedangkan IC50 eksta kloroform daun 8,0 ug/ml; IC50 ekstrak heksan daun 65,0 ug/ml.

IC50 (IC=inhibition consentration) adalah konsentrasi ang mampu menghambat 50% sel kanker. Semakin kecil angka IC50 kian bagus karena berarti dosis yang digunakan kian kecil. Pada riset itu, untuk menghambat 50% sel kanker, Cuma diperlukan 6,0 ug/ml ekstrak kloroform umbi keladitikus.

Pembuktian lainnya dilakukan oleh Choo Sheen Lai dari Pusat Penelitian Obat Universitas Sains Malaysia. Ia menemukan bahwa senyawa antikanker dalam keladitikus bernama fitol. Mekanisme fitol melawan sel kanker dengan cara apoptosis. Sel kanker terlampau “saksi” sehingga tak pernah mati. Nah, fitol memberikan pisau tajam pada sel kanker. Yang terjadi kemudian, sel kanker bunuh diri. Ketika itulah pasien sembuh.
(Majalah Trubus, Juni 2009)

Untuk mendapatkan kapsul ekstrak keladitikus, hubungi 081288851177


ARTIKEL TERBARU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar