Cari di Sini

Selasa, 21 Juli 2009

Obati Jantung Koroner dengan Sarang Semut


Beberapa bulan sebelumnya, serangan jantung juga dialami ibu 8 anak itu. Saat itu ia dilarikan ke RS Siloam Gleneagles, Jakarta. Hasil pemeriksaan intensif menunjukkan, Nilawati mengidap jantung koroner akibat pengapuran pada pembuluh darah jantung. Vonis itu memang tak membuatnya terkejut. Harap mafhum, ia menderita jantung sejak 20 tahun silam.

Yang membuatnya kaget, adalah kelainan klep pada jantung dan radang paru-paru akut. Itu berdasarkan hasil rontgen paru-paru yang tampak lebih gelap. Paru-paru sehat biasanya putih terang. Toh, keluarganya tak dapat menerima kabar itu begitu saja. Itulah sebabnya, anaknya Ratnawati Prihandini, membawa sang bunda ke RS Jantung Harapan Kita Jakarta. Hasil diagnosis dokter di rumahsakit itu sama saja: jantung koroner, kelainan klep jantung, dan radang paru-paru.

Sebelum berangkat ke Sukabumi ia lebih dulu berkonsultasi ke dokter. Dokter mengizinkannya berlibur ke sana. Namun, serangan jantung memaksanya kembali pulang ke Jakarta. Kondisi Nilawati memburuk, tubuh lemas. Tak seberapa banyak makanan yang masuk ke mulutnya sekadar memenuhi kebutuhan energi. Itu pun harus diblender. Wajar jika bobot tubuhnya anjlok menjadi 39 kg, semula 49 kg.

Sarang Semut
Dari hari ke hari kondisi perempuan kelahiran 1934 itu tak kunjung membaik. Oleh karena itu obat-obatan dari dokter dihentikan. ?Saya khawatir, konsumsi obat kimia berlebih bisa merusak ginjal,? ujar Ratnawati. Harapan kesembuhan kini disandarkan pada pengobatan sinshe. Namun, setelah dicoba beberapa kali, itu pun tak membawa harapan. Pertengahan 2004, Ratnawati berkenalan dengan ketua yayasan sebuah sekolah dasar tempat anak tunggalnya menuntut ilmu.

Ratnawati menceritakan derita ibundanya yang mengidap jantung koroner. Sahabat barunya menyarankan, Ratnawati membeli kapsul berisi serbuk sarang semut. Tanpa pikir panjang, perempuan 38 tahun itu membeli 1 stoples kapsul sarang semut berisi 60 butir. Kapsul itu diberikan kepada ibunya 3 kali sehari masing-masing 2 kapsul. Sebulan berselang, kesehatan Nilawati makin membaik. Selera makan mulai bangkit.

Karena terasa manfaatnya, ia pun terus mengkonsumsi kapsul sarang semut hingga 10 bulan. Bobot tubuh melonjak kembali normal, 46 kg. Keluhan nyeri dan jantung berdebar-debar juga hilang. Kini Nilawati menikmati hari tuanya setelah berjuang keras mengatasi serangan jantung koroner, kelainan klep jantung, dan radang paru-paru. Nilawati memang belum mengecek kembali kondisi kesehatannya. Namun, hampir 2 tahun terakhir serangan jantung dan keluhan lain tak pernah ia rasakan lagi.

Penyakit jantung koroner berhubungan dengan pembuluh darah koroner yang mengalirkan darah ke otot-otot jantung. ?Semakin tua, tumpukan lemak pada pembuluh bertambah,? kata Prof Dr dr Budi Setianto, SpJP(K) dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Jika pada usia 10?20 tahun, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan merokok lapisan dalam pembuluh darah rusak.

Nyeri dada dan jantung berdebar-debar yang dialami Nilawati karena kelainan jantung memompa darah ke otak. Itu lantaran detak jantung terlalu lemah atau terlalu cepat. Jantung gagal memompa darah ke otak bila detaknya terlalu lemah. Dampaknya otak kekurangan oksigen dan pusing. Kekurangan oksigen dalam darah menyebabkan bagian tubuh lainnya sakit.

Misteri Sarang semut menambah khazanah kekayaan tanaman obat. Tanaman obat? Yang disebut sarang semut sebetulnya bagian dari tanaman epifi t bernama ilmiah Myrmecodia sp. Bentuknya mirip umbi, di bawah batang tanaman yang menggelembung. Nah, di dalamnya itulah 3 jenis semut Irydomyrmex menghuni. Jadi, bukan sembarang sarang semut seperti tampak di beberapa ranting pohon seperti pohon mangga.

Anggota marga Psychotrieae terdiri atas 26 spesies tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti Papua, Siberut, Mentawai, Jawa, dan Kalimantan. Jenis yang banyak ditemukan di Papua adalah Myrmecodia tuberosa. Dalam Tumbuhan Berguna Indonesia K Heyne menyebut Myrmecodia sebagai rumah semut. Semut merasa nyaman tinggal di caudex (bagian yang menggelembung) lantaran tanaman inang memproduksi gula.
Zat itu dimanfaatkan semut sebagai sumber pakan. Sebagai balas jasa, semut melindungi tanaman dari pemangsa herbivora. Sebagai epifit (tumbuhan yang hidup pada tumbuhan lain, tetapi tidak merugikan) rumah semut antara lain menumpang pada melaleuka. Jadi Myrmecodia menggantung di batang-batang pohon tertentu.

Bagian yang menggelembung itu yang kini mulai banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku obat. Jenis senyawa aktif yang berperan dalam penyembuhan hingga kini masih misteri. Keberadaannya tengah diteliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Dr Muhammad Ahkam Subroto, periset, menduga rumah semut kaya senyawa antioksidan. Sayang, jenisnya belum diketahui. Sarang semut mengandung senyawa antioksidan, vitamin, dan mineral. Pada semut, antioksidan berperan dalam pembentukan koloni, menjaga tempat telur jauh dari kuman penyakit, sama seperti pada lebah madu, ujar ahli serangga Dr Wijaya. Beberapa herbalis dan pengobat komplementer yang dihubungi Trubus secara terpisah menyatakan, belum meresepkan sarang semut.

Dokter Zainal Gani, pengobat di Malang, mengatakan, “Memang beberapa sarang hewan bisa digunakan untuk mengobati penyakit, seperti sarang laba-laba. Itu sudah lama dikenal di kamus pengobatan Cina.” Hal sama disampaikan oleh Broto Sudibyo, herbalis senior di Yogyakarta.

Misteri tentang sarang semut tengah disibak, tetapi produk itu mulai banyak dimanfaatkan untuk mengatasi beragam penyakit maut. Tak hanya masyarakat Wamena, Papua, yang umumnya merebus 1 sendok makan sarang semut dalam 2 gelas hingga mendidih dan tersisa 1 gelas. Namun, juga orang-orang di berbagai kota yang berharap kesembuhan segera tiba. (berbagai sumber)

Untuk mendapatkan Sarang Semut, silahkan hubungi 081288851177.

ARTIKEL TERBARU

1 komentar:

  1. sarang semut memang sedang naik daun, tapi apakah sudah ada penelitian empirisnya? mohon informasi selanjutnya. Silahkan juga berkunjung ke http://www.klikdisini.com/loketbayar

    BalasHapus